THE BEGINNING
Tentunya bagi fans FF yang sudah pernah bermain Final Fantasy X tidak akan pernah melupakan indahnya FMV sewaktu Yuna menari-nari diatas air untuk melakukan ritual pengiriman arwah atau juga bagaimana dahsyatnya kekuatan Sin yang memporak-porandakan sebuah pulau dengan gelombang Tsunaminya, dan jangan lupa bagaimana serunya opening pembuka yang memperlihatkan “sepakbola” dalam air yang bernama Blitzball dan dimainkan oleh karakter utama game ini, Tidus…
Final Fantasy X merupakan FF pertama yang dibuat untuk konsol game generasi ke-2 milik Sony yaitu Playstation 2. FF X juga merupakan FF pertama yang memiliki voice acting untuk setiap karakternya, peralihan dari lingkungan pre-rendered menjadi full 3D, dan juga seri FF dimana Nobuo Uematsu bukan menjadi komposer musik utama karena didampingi oleh komposer lain yaitu Masashi Hamazu dan Junya Nakano dalam memberikan nuansa baru pada musik FF X. Jadi secara garis besar, FF X adalah FF yang mempunyai lompatan sangat besar dibandingkan FF-FF sebelumnya.
Sayangnya, fitur voice acting bukan tidak bermasalah. Karena pengerjaan yang dilakukan oleh orang jepang maka ketika ditranslasi ke bahasa inggris, lip-sync karakter pun harus disesuaikan dengan pengucapan bahasa inggris. Ini membuat specialist translator – Alexander O Smith - yang sering bekerja untuk game Square mengalami kesulitan. Beliau mengatakan translate ini seperti menulis empat atau lima skenario film penuh kedalam tulisan haiku. Dan tentu saja, Square menggunakan teknologi motion-capture untuk menambah kesan realistis pada mimik muka serta gerakan para karakter.
Ketika FF X dirilis tahun 2001, langsung mendapatkan penjualan sebanyak 1.4 juta kopi dari jepang dalam waktu 4 hari saja. Penjualan ini mengalahkan FF VII dan IX bila dibandingkan pada periode waktu yang sama. Sampai October 2007, FF X telah terjual sebanyak 6.6 juta kopi (baca: ori) di seluruh dunia. Pada tahun 2003, dalam Interactive Achievement Awards ke-6, FF X mendapatkan penghargaan “Outstanding Achievement in Animation" dan juga "Console Role-Playing Game of the Year”. Dari sisi media juga FF X mendapatkan sambutan yang sangat hangat, dimana rata-rata memberikan nilai hampir sempurna. Dan yang terpenting, FF X menyelamatkan keuangan Square yang hampir bangkrut karena kegagalan besar yang diterima oleh movie FF Spirits Within…
GAMEPLAY
Jika pada FF sebelumnya kita mengenal Materia atau Junction, pada FF X sistemnya bernama Sphere Grid. Sphere Grid bisa digambarkan sebagai pohon besar yang mempunyai ranting serta akar yang banyak. Di sini anda bisa mempelajari magic serta menaikkan status karakter. Setelah battle, karakter akan mendapatkan AP (Ability Point), dan ketika AP tersebut mencapai batas tertentu Sphere Level karakter tersebut akan naik. Sphere level inilah yang menentukan sejauh mana karakter anda bisa melangkah dalam Sphere Grid. Dan tentunya (mirip seperti sistem Materia dimana kita harus mempunyai Materia) kita harus mempunyai Sphere untuk mempelajari kemampuan atau magic tertentu yang ada didalam Sphere Grid ini. Ada Sphere-sphere tertentu yang memungkinkan anda untuk meloncat jauh bahkan mempelajari kemampuan yang sudah dipelajari oleh karakter lain. Yang tentunya membuat karakter satu dan yang lain sama persis kecuali special attack dan senjatanya…
Special attack untuk FF X dinamakan Overdrive. Cara kerjanya sama persis dengan special attack pada FF lainnya. Lalu Summon, pada FF X hanya Yuna seorang saja yang mampun men-summon mahluk-mahluk mistis tersebut kedalam battle. Ketika di-summon karakter lain akan menyingkir dari battle sehingga menyisakan Yuna dan Summon-nya saja. Yuna tidak bisa dilukai ketika masuk mode summon tapi summonnya lah yg bisa dilukai oleh musuh.
THE STORY
Cerita bermula pada Zanarkand, kota yang mempunyai teknologi sangat canggih. Dimana penduduknya tidak perlu banyak bekerja dan banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang seperti menonton pertandingan Blitzball. Di kota itu hidup karakter utama FF X – Tidus - seorang pemuda yang merupakan anggota kunci Blitzball Zanarkand Abes yang sedang melakukan pertandingan final di sebuah stadium yang dipenuhi penonton. Tiba-tiba dikagetkan oleh serangan mendadak dari Sin, sebuah mahluk raksaksa yang mempunyai kekuatan sangat besar. Auron, yang merupakan teman ayah Tidus datang menolong dan memandu Tidus untuk keluar dari Zanarkand melalui sebuah lubang hitam yang ada di langit. Tetapi tidak disangka, Tidus malah terlempar 1000 tahun sesudah masanya. Di dunia yang disebut Spira tersebut nantinya Tidus akan bertemu banyak teman seperti Yuna, yang merupakan seorang summoner dan ternyata mengenal ayah Tidus. Tugas Tidus nantinya adalah menemani Yuna untuk mengalahkan Sin dan juga mencari jalan untuk pulang ke dunia asalnya. So the journey begins…
MERCHANDISE
Source : http://ffcrystalesia.com/final-fantasy-x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar